Русские видео

Сейчас в тренде

Иностранные видео


Скачать с ютуб CANANG DAPETAN DAN SESAYUT OTON в хорошем качестве

CANANG DAPETAN DAN SESAYUT OTON 1 год назад


Если кнопки скачивания не загрузились НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу страницы.
Спасибо за использование сервиса savevideohd.ru



CANANG DAPETAN DAN SESAYUT OTON

   • CANANG DAPETAN DAN SESAYUT OTON   CANANG DAPETAN DAN SESAYUT OTON #SesayutOton #CanangDapetan #BantenOtonan Dalam banyak kebudayaan manusia di dunia mengenal ritus yang berhubungan dengan tahapan atau tingkatan indup individu, misalnya saat kelahiran, saat bayi berusia tiga bulan, enam bulan, upacara saat anak menginjak remaja dan dewasa, saat seseorang mengalami kematian dan ikutan prosesnya. Salah satu rangkaian penting dalam siklus itu adalah upacara memperingati hari kelahiran berdasarkan hari, panca wara dan wuku yang disebut weton atau oton. Sebagian besar dari umat Hindu di Indonesia seringkali dalam siklus hidupnya pernah melaksanakan upacara oton, ritus yang dilaksanakan setiap enam bulan Bali sekali, untuk memperingati hari kelahirannya. Seseorang misalnya lahir pada hari Wraspati, Pahing, wuku Prangbakat. Hari Wraspati, Pahing, Prangbakat datangnya setiap enam bulan kalender Bali atau setiap 210 hari. Pada saat inilah diadakan upacara kecil hingga besar oleh menurut kemampuan masing-masing. Tujuannya agar inget kepada ‘Ida’ yang mejelma pada diri sekaligus mohon agar fisik ini diberikan kerahayuan dan kesehatan. Itulah sebabnya doa orang tua terhadap anaknya yang sedang diotonin dengan doa “agar mewat kawat mewalung wesi” otot seperti kawat dan balungnya seperti besi. Lalu apa saja yang dibuat dan dipersiapkan dalam melaksanakan otonan itu ? Salah satu yang perlu dipersiapkan adalah canang atau SESAYUT OTON, apa itu, dan apa saja unsur-unsurnya, silahkan simak konten Sesayut Oton Bersama YudhaTrigunaChannel. Sesayut oton adalah seperangkat sarana upakara yang terdiri dari dapetan sebagai hal yang paling inti dari ayaban. Seberapapun besarnya ayaban itu, pasti ada dapetan di dalamnya. Dapetan itu berbentuk tumpeng kecil yang ditaruh pada taledan yang telah lengkap berisi raka-raka (pisang, tebu, bantal tape, jaja gina dan jaja uli). Jika ada tambahan lainnya, misalnya diisi kue modern, silahkan, tetapi tidak mengurangi tebu, pisang, bantal tape, jaje gna dan jaja uli. Di dalam dapetan itu terdapat rerasmen, yang terdiri dari kacang-saur dijadikan satu wadah, gerang-taluh dijadikan satu wadah, tuwung atau terong-temun dijadikan satu wadah, dan pelas yang berisi unsur laut dan darat. Pelas ini melambangkan diakomodasikan Panca Makara, yaitu aspek maituna. Dapetan ini melambangkan sinergitas antara purusa-predana, dan energi maskulin-feminim. Setelah itu, canang dapetan tadi dilengkapi dengan sampean jahet. Bentuk sampean jahet disesuaikan dengan kreatifitas seseorang dan tradisi setempat. Setelah itu dilengkapi dengan penyeneng, lalu dilengkapi lagi dengan dengan canang genten. Semua unsur-unsur yang telah disebitkan di atas itu disebut canang dapetan. Canang dapetan ini belum lengkap jika belum diisi dengan soda (baca: sode), lalu ditambahkan sampean soda yang sederhana serta canang genten. Dapetan itu simbol lingga dan soda itu simbol yoni. Kedua unsur itu (Lingga-Yoni) adalah yang dipraktekkan dalam setiap membuat bebantenan, termasuk saat membuat canang dapetan. Inilah ayaban oton yang minimalis, yang sepatutnya dibuat dan dipersembahkan setiap 210 hari tatkala hari, panca wara, dan wuku kelahiran datang secara berulang. Kalau mau menambah sesayut sebagai suatu pengharapan, karena sesayut adalah nyasa untuk memohon dan berharap sesuatu. Jika yang diinginkan agar diri kita bersih dan berniat benyucikan diri, maka ditambah dengan sesayut pebersihan (terdiri dari nasi mesuer, ditata melingkar, lalu ditambahkan tetancep, kacang-saur dan raka-raka) dan canang nagasari; misalnya anak itu sering marah-marah (inguh) dan berharap sifat-sifat hilang, maka ditambahkan sesayut pengalang hati yang bersisi tumpeng, porosan silih asih, linting, dan hati yang digoreng. Ketika natab, maka abu linting dioleskan pada kening dan dada, agar anak itu tidak suka marah-marah lagi. Namun jika ingin membuat yang lebih besar karena mampu dan bhakti, maka dapaten bisa dikembangkan menjadi tumpeng telu, tumpang lima, tumpeng pitu (tujuh), sembilan dan tumpeng sebelas. Untuk merubah dari minimalis ke tumpeng di atasnya, maka diperlukan peras (artinya mengangkat) dan sebagainya. Bagaimana penjelasan selanjutnya, silahkan simak sesuluh Yudha Triguna melalui Yudha Triguna Channel pada Youtube, juga pada Dharma wacana agama Hindu. Untuk mendapatkan video-video terbaru silahkan Subscribe https://www.youtube.com/channel/UCB5R Facebook: www.facebook.com/yudhatriguna Instagram:   / yudhatrigunachannel   Website: https://www.yudhatriguna.com

Comments