У нас вы можете посмотреть бесплатно Bagian или скачать в максимальном доступном качестве, которое было загружено на ютуб. Для скачивания выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса savevideohd.ru
#pajajaran #cirebon #banten #sejarahkerajaan #sundagaluh cuplikan buku #yuganing_rajakawasa #sejarah_kerajaan_di_jawa_barat oleh Drs. #yoseph_iskandar Iskandar, terbitan #cv_geger_sunten - #bandung_1997 . Pada bagian ke 119 ini, diceritakan bahwa Kampung adat Ciptagelar berada di wilayah kampung Sukamulya, desa Sirnaresmi, kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi yang terletak di lereng bukit selatan Gunung Halimun. Luas Kampung Ciptagelar hanya sekitar empat hektar dengan jarak sekitar 44 kilometer dari Pelabuhan Ratu ke arah Cisolok, atau sekitar 200 km dari Jakarta, persis di perbatasan kawasan Taman Nasional Gunung Halimun (TNGH). Ciri khasnya terletak pada lokasi dan bangunan rumah adat yang masih berpegang pada tradisi orang Sunda zaman dulu. Sistem keagamaannya Islam, namun memiliki unsur kepercayaan asli Sunda Wiwitan yang kuat dengan upacara-upacara yang selalu diadakan. Kampung adat Ciptagelar didirikan oleh pasukan atau sisa laskar Pajajaran yang terdiri dari tiga kelompok untuk membentuk desa baru yang saling berhubungan dan Kampung Gede berfungsi sebagai pusat kasepuhannya. Kampung Gede pernah berpindah-pindah saat menghindari pengaruh imperialisme Jepang dan konflik politik DI/TII. Sedangkan mengenai masyarakat Baduy, menurut Djoewisno dalam bukunya berjudul Potret Kehidupan Masyarakat Baduy terbitan 1987, menyebut awal mula pengasingan masyarakat Baduy terjadi saat wilayah Wahanten atau Banten sebagai bagian wilayah Pajajaran dikuasai oleh pasukan Syarif Hidayatulloh dan maulana Hasanudin yang membawa misi menyebarkan agama Islam. Orang-orang Wahanten dengan Prabu Pucuk Umun Arya Suranggana memilih melarikan diri ke arah selatan, meninggalkan istananya yang disebut Keraton Megah sampai rombongannya tiba di hulu Sungai Ciujung, jantung Gunung Kendeng diantara gunung Halimun dan Gunung Salak. Tempat itu kini disebut sebagai Petak Panembahan Arca Domas. Alam bagi masyarakat Baduy merupakan titipan leluhur yang harus dijaga serta dipelihara dengan baik, tidak untuk di rusak. Hidup berdampingan dengan alam adalah prinsip yang dipegang teguh dalam menjaga kelestarian alam. Eksistensi suku Baduy yang masih terjaga dari modernisasi dan berpegang teguh pada adat istiadat merupakan bentuk kehidupan manusia yang secara hakikat merupakan kebudayaan nenek moyangnya yang belum tersentuh oleh apapun. Mau dan mampu menjaga keharmonian alam, memanfaatkan sumber daya alam sebagai penunjang kehidupan, menjaga kebersamaan serta rasa kekeluargaan telah tumbuh dalam hati sanubari orang Baduy.