У нас вы можете посмотреть бесплатно Sejarah Sultan Hasanuddin dan Rakyat Makassar Melawan VOC (Belanda) или скачать в максимальном доступном качестве, которое было загружено на ютуб. Для скачивания выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса savevideohd.ru
Pada zaman dahulu, terjadi suatu kejadian yang mengubah nasib rakyat Makassar. Di tengah perjuangan yang hebat, mereka berhasil membangkitkan semangat perlawanan terhadap kekuasaan asing yang diwakili oleh VOC, perusahaan dagang Belanda yang kuat. Di puncak kekuasaannya, Sultan Hasanuddin memimpin rakyat Makassar dalam mempertahankan Kerajaan Gowa melawan VOC. Namun, ketika perselisihan terjadi antara Arung Palaka dari Kerajaan Bone dan raja Gowa, VOC dengan cerdik melihat peluang dan menjalin persekutuan dengan Arung Palaka. Mereka memanfaatkan situasi tersebut untuk menyerang Gowa pada tahun 1666. Kekuatan VOC yang tak terbantahkan membuat Sultan Hasanuddin terpaksa menyerah dan menandatangani Perjanjian Bongaya pada tanggal 18 November 1667. Perjanjian Bongaya memiliki konsekuensi besar bagi rakyat Makassar. VOC berhasil merebut wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh rakyat Makassar selama perang Bima. Selain itu, kegiatan perdagangan pedagang Makassar dibatasi di bawah pengawasan ketat VOC. Bandar perdagangan Makassar pun ditutup untuk bangsa Eropa selain VOC, memberikan monopoli penuh kepada perusahaan dagang Belanda tersebut. Mata uang yang digunakan di Makassar pun diubah menjadi mata uang Belanda, mengikat rakyat dalam kuasa VOC. Bukannya berakhir di situ, VOC juga menuntut pembebasan cukai dan penyerahan 1.500 budak dari rakyat Makassar. Namun, perjalanan cerita ini tak berakhir dengan tandatangan perjanjian tersebut. Sultan Hasanuddin dan rakyat Makassar masih mempertahankan semangat perlawanan mereka. Barulah pada tahun 1669, Perjanjian Bongaya dapat dijalankan secara penuh. Meskipun demikian, dampak perjanjian tersebut sangat besar. Kekuasaan Kerajaan Gowa yang sebelumnya kuat dan dihormati sebagai kerajaan terbesar di Sulawesi, terpangkas secara drastis. Bagaimanapun, tidak semua rakyat Makassar menerima Perjanjian Bongaya dengan tangan terbuka. Terutama suku Bugis, yang merupakan bagian integral dari masyarakat Makassar, merasa tidak puas dengan hasil perjanjian tersebut. Mereka memutuskan untuk meninggalkan tanah kelahiran mereka dan melakukan perjalanan jauh ke berbagai daerah di Indonesia, seperti Jawa dan Sumatera. #makassar #sultanhasanuddin #rakyatmakassar #voc #belanda #peranggowa #bugis #perangsultanhasanuddin #perang #sejarah