У нас вы можете посмотреть бесплатно Jembatan (tradisional) Batang или скачать в максимальном доступном качестве, которое было загружено на ютуб. Для скачивания выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса savevideohd.ru
"Jembatan Batang" terletak melintang diatas Kali Porong, Jawa Timur. Sisi utara berada didesa Tawangsari, kec. Krembung, kab. Sidoarjo, Sisi selatan terletak didesa Kembangsri, kec. Ngoro, kab. Mojokerto. Hal menarik dari jembatan ini adalah terbuat dari kayu dan bambu yg mengambang diatas sederetan tong sebagai penopang sekaligus penyeimbang tinggi permukaan air sungai. Sebuah prinsip sederhana berdasarkan hukum fisika. Penjaga jembatan bekerja sama dengan penjaga pintu air "Rolak-9" (Mojokerto) dibagian hulu Kali Porong. Jika mendapat kabar bahwa pintu air dibuka lebih lebar untuk mengontrol debit air Kali Brantas yg semakin besar, maka Jembatan Batang akan ditutup sementara atau bahkan (kalau perlu) diputus dibagian tengah (dan mengambang disisi utara dan selatan) agar tidak hanyut karena debit air tinggi serta arus deras. Nanti bila sudah normal kembali, maka akan disambung dan digunakan kembali seperti biasa. Jembatan ini dibangun oleh P. Sugeng sekitar 4 tahun yg lalu. Tujuannya untuk membantu masyarakat memotong jalan daripada harus memutar hampir 15 km ... khususnya warga sisi utara jembatan yg banyak bekerja dikawasan industri Ngoro. Sekali menyebrang hanya dikenakan biaya Rp. 2.000. Tidak mahal krn mmg P. Sugeng tidak mengharapkan keuntungan besar dari jembatan tsb dan hanya digunakan untuk perawatan serta gaji penjaga jembatan. Tidak banyak orang tahu jembatan ini krn letaknya terpencil dan jauh dari jalur utama. Namun penampakan sebuah jembatan tradisional dari kayu dan bambu, memiliki panjang lebih dari 100 m, dan melintasi diatas sungai besar tentu menarik bagi siapa saja yg melihatnya. Apalagi bila dilihat dari sisi utara, jembatan ini memiliki latar belakang gunung sakral Penanggungan yg menjulang tinggi dan bentuk kerucut sempurna. Sungguh suatu perpaduan indah antara air, sungai, dan gunung dalam satu frame. Apabila cuaca cerah dipagi hari, suasana langit biru berpadu dengan kemegahan awan putih menambah semarak frame jembatan + gunung tersebut. Namun, waktu terbaik tampaknya pada sore hari sekitar matahari terbenam. Suasana langit kuning kemerah-merahan bercampur biru menghiasi atas gunung ... sementara dicakrawala langit barat garis lengkung awan melintang berhias cemerlang kuning keemasan sebagai efek dari sinar matahari yang akan tenggelam berganti malam. Tunggulah sejenak setelah matahari tenggelam dan nikmati moment "blue hours" (langit biru) yang indah mempesona dan berlangsung sekitar 30 menit sebelum langit benar-benar gelap. Penampakan jembatan tradisional dan melintas diatas Kali Porong sesunguhnya juga memiliki sejarah yg cukup panjang berkaitan dengan keberadaan kerajaan-kerajaan Hindu klasik di Jawa Timur seperti Majapahit (abad 14), Singosari (abad 13), Kahuripan (abad 12), dan bahkan sampai periode Mpu Sindok (abad 10) yg dianggap sebagai cikal bakal Jawa Timur. Semua kerajaan-kerajaan tersebut terletak disekitar delta Brantas yg ditopang oleh keberadaan Kali Porong. Sungai ini juga membentang lurus membagi Jawa Timur menjadi sisi selatan dan utara, dimana sisi selatan sebagai penyuplai utama pertanian sedangkan sisi utara dengan dominasi pelabuhan-pelabuhan yg menghubungkan wilayah Nusantara lainnya; Sehingga penyebrangan Kali Porong menjadi vital dalam arus distribusi perdagangan dan pertanian di Jawa Timur sejak dahulu kala. Walau mungkin jembatan jaman dulu itu dengan struktur lebih sederhana, namun tentu tidak jauh berbeda dengan penampilan Jembatan Batang saat ini karena terbuat dari kayu dan bambu. Mungkin yg berbeda bukan dari tong seperti sekarang, tapi dari sederetan pohon pisang atau semacamnya sebagai penopang utama. Sayang kita tidak tahu pasti bagaimana jembatan jaman dahulu tersebut. Sidoarjo, 13 Juli 2021 IRSAM PHOTOGRAPHY (Foto Trip Organizer) 🙏🙏🙏