Русские видео

Сейчас в тренде

Иностранные видео


Скачать с ютуб Sejarah Imigran Yaman di Indonesia : Apa Artinya Habib ? Quaraish Shihab в хорошем качестве

Sejarah Imigran Yaman di Indonesia : Apa Artinya Habib ? Quaraish Shihab 3 месяца назад


Если кнопки скачивания не загрузились НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу страницы.
Спасибо за использование сервиса savevideohd.ru



Sejarah Imigran Yaman di Indonesia : Apa Artinya Habib ? Quaraish Shihab

Masyarakat Hadhrami alias penduduk Hadramaut merupakan mayoritas keturunan Arab yang menetap di Indonesia. Masyarakat ini kerap menempati wilayah Kampung Arab di Tanah Air seperti Embrong Arab di Malang, Kampung Empang di Bogor, kampung Al-Munawar di Palembang, di Jakarta (Pekojan), Surakarta (Pasar Kliwon), Surabaya (Ampel),[26][27] Gresik (Gapura), Malang (Jagalan), Cirebon (Panjunan),[28] Tegal (Pekauman),[29] Pemalang (Mulyoharjo),[30] Pekalongan (Sugihwaras), Mojokerto (Kauman), Yogyakarta (Sayidan) dan lainnya. Ada Juga kampung Arab di Solo yang merupakan tempat tinggal khusus bagi orang-orang Arab yang mana di jaman penjajahan Belanda Melalui kebijakan wijken stelsel, orang Arab dikategorikan penduduk Timur Asing dalam struktur masyarakat kolonial. Masyarakat tersebut diwajibkan tinggal di suatu tempat khusus yang telah ditentukan dan dipimpin oleh seorang kapiten. Hal itu bertujuan agar mereka mudah diawasi oleh Pemerintah Belanda yang takut terhadap Islam dan keturunan Arab. Mengutip buku Sejarah tulisan H. Purwanta, dkk (2007:45), koloni Arab dari Hadramaut diperkirakan datang ke Tanah Air sejak abad pertengahan, tepatnya abad ke-13. Hampir semua koloni yang datang adalah pria. Kedatangan penduduk Hadramaut ke Indonesia terjadi setelah umat Islam mengalami fitnah besar di antara umat Islam yang menyebabkan terbunuhnya khalifah keempat Ali bin Abi Thalib. Peristiwa ini menyebabkan hijrah besar-besaran kaum keturunannya ke berbagai belahan dunia. koloni Arab dari Hadramaut ini datang ke Indonesia untuk berdagang dan berdakwah. Kendati demikian, banyak dari mereka yang menetap dan berkeluarga dengan masyarakat setempat. Selain di Indonesia, Orang Hadhrami ini juga banyak terdapat di Oman, India, Pakistan, Filipina Selatan, Malaysia, dan Singapura. Selain berasal dari Yaman, terdapat pula warga keturunan Arab yang berasal dari negara-negara Timur Tengah seperti negara Semenanjung Arab/Jazirah Arab lainnya di Indonesia, misalnya dari Arab Saudi, Palestina, Suriah, Yordania, Irak bahkan negara-negara Arab di benua Afrika seperti Mesir, Maroko, hingga Sudan akan tetapi jumlahnya lebih sedikit daripada mereka yang berasal dari Yaman khususnya Arab Hadhrami yang berasal dari Hadramaut, Yaman. Mengutip Jurnal Dinamika Terbentuknya Wilayah Kampung Arab di Surakarta tulisan Najmi Muhamad Bazher (2020:251), kedatangan masyarakat Hadrami juga dipicu oleh turunnya biaya transportasi dan ekspansi kapitalisme kolonial di Indonesia. Kedatangan Hadramaut dalam jumlah besar pertama kali terjadi pada abad ke-13 hingga 15. Kemudian, kedatangan terbesar kedua terjadi pada abad ke-17 hingga awal abad ke-20. Namun, puncaknya terjadi pada awal dan akhir abad ke-19. Kini, jumlah keturunan Arab Hadramaut diperkirakan lebih besar jika dibandingkan dengan penduduk Hadramaut yang menetap di tempat leluhurnya sendiri. Tidak hanya itu, beberapa marga juga dinilai telah hilang di Hadramaut. Sementara itu jumlah marga keturunan Hadramaut di Tanah Air justru lebih banyak. Selain untuk perdagangan, tentu juga melakukan islamisasi. Mereka menyebar di Asia Tenggara. Termasuk Indonesia. Bahkan beberapa di antaranya ada yang mendirikan kerajaan, seperti Kesultanan al-Qadri di Pontianak dan as-Syahab di Siak. Mengutip Natalie Mobini Kesheh dalam “Kebangkitan Hadhrami di Indonesia”, gelombang eksodus keturunan Yaman (Hadrami) tersebut, berlangsung pada abad ke-18 M. Mereka menempati berbagai kepulauan di Asia Tenggara. Di Indonesia, tempat awal mereka singgah adalah Aceh, lalu Palembang (Sumatera Selatan), atau pontianak Kalimantan. Diperkirakan sejak 1820 muncul koloni-koloni para Hadrami itu. Menurut Sensus Belanda pada 1859, jumlah mereka cukup berarti mencapai 7786 jiwa di Jawa dan Luar Jawa. Mayoritas mereka adalah keturunan Hadramaut. Aceh tidak termasuk sensus, lantaran ketika itu kawasan tersebut  belum manjadi jajahan Belanda. mudah diidentifikasi dengan marga-marga yang mereka bawa, seperti Assegaf, al-Aydrus, al-Attas, dan lainnya. https://m.kumparan.com/amp/berita-har... https://mediakalbarnews.com/para-imig... https://khazanah.republika.co.id/beri...

Comments