Русские видео

Сейчас в тренде

Иностранные видео


Скачать с ютуб J E D H O R A N ---- TERTUA DI TANAH JAWA в хорошем качестве

J E D H O R A N ---- TERTUA DI TANAH JAWA 11 лет назад


Если кнопки скачивания не загрузились НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу страницы.
Спасибо за использование сервиса savevideohd.ru



J E D H O R A N ---- TERTUA DI TANAH JAWA

KESENIAN JEDHORAN NYARIS PUNAH Kesenian ''Jedhoran'' atau juga disebut 'Terbangan'' diyakini merupakan kesenian asli yang lahir dari Desa Sukorejo, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Namun, hingga kini belum diketahui secara pasti sejak tahun dan abad berapa kesenian tersebut mulai lahir dan berkembang di Desa Sukorejo. Yang jelas, hingga saat ini di Desa Sukorejo masih terdapat tiga grup Terbangan yaitu Terbang Sunan Kalijaga, Terbang Singonoyo dan Terbang Al-Muhlisin. Kesenian Terbangan dimainkan oleh 11 orang, sedangkan alat musiknya merupakan perpaduan alat musik perkusi yakni jedor, gendung (kendang) dan terbang (rebana). Perkusi (alat tabuh) di dalam kesenian jedhoran yaitu; satu jedhor, satu gendung, serta sembilan terbang yang terdiri atas tiga terbang tlunthung, tiga terbang kempyang dan tiga terbang sontak (sentak). Sebelas perkusi yang ditabuh 11 orang itu menghasilkan suara yang sangat indah setelah ditambah alunan suara masing-masing pemain dengan nada tinggi dan bersaut-sautan. Musik Terbangan ini semakin asyik jika terdengar pada malam hari yang sunyi karena mampu membangkitkan imajinasi orang yang mendengarkan musik tersebut. Sedangkan lagu yang ditampilkan dalam jedhoran diambilkan dari kitab barjanji yang berisi sejarah lahirnya Nabi Muhammad SAW serta puji-pujian kepada Nabi Muhammad. Kesenian Terbangan lazim ditampilkan dalam acara-acara ritual Jawa yang dikombinasikan dengan Islam, seperti hajatan sunatan, temanten, tingkeban, selapan bayi, dan aqiqoh. Selain itu, juga ditampilkan dalam acara Maulid dan Isro' Mi'roj Nabi Muhammad SAW. Untuk dapat memainkan musik Terbangan tidaklah mudah karena di dalam alat perkusi yang ditabuh tidak terdapat not yang tertulis dengan jelas. Untuk menabuh terbang, gendung dan jedhor dibutuhkan kekompakan insting masing-masing pemain. Dalam catatan disebutkan, rata-rata pemain musik jedhoran baru bisa dikatakan mahir menabuh terbang, gendung dan jedhor dengan kompak setelah melalui proses belajar bersama selama 2 hingga 3 tahun lebih. Salah seorang mantan pemain Terbang bernama Damin (114 tahun), mengatakan, ia mulai tertarik dengan kesenian Terbangan sejak usia 12 tahun, saat masih jaman penjajahan Belanda. Di beberapa langgar (surau) yang ada, ungkapnya, saat itu sudah menggelar kesenian Terbangan. Namun, dalam setiap pementasan suasananya tidak dapat meriah karena keberadaan kesenian Terbangan saat itu sangat dibatasi oleh Belanda. Mbah Damin meyakini, kesenian Terbangan sudah ada di Desa Sukorejo sejak zaman Sunan Kalijaga. Kemudian keradaannya dilestarikan secara turun-temurun dan aransemen musiknya disempurnakan oleh Kiai Mashadi dan Lurah Desa Sukorejo, Ahmadi. ''Saya sendiri mulai ikut bermain Terbangan sejak menginjak usia remaja atau sekitar tahun 1909. Saat itu Ratu Belanda Wilhemina melahirkan anak pertama yaitu Ratu Juliana,'' tutur mbah Damin sambil menerangkan bahwa dia bersama temannya di grup Terbang Sunan Kalijaga pernah mengajarkan kesenian Terbangan di berbagai desa di Kabupaten Bojonegoro. HM. Budi Suprayitno mengatakan, pihaknya akan tetap melestarikan kesenian Terbangan hingga akhir hayatnya. Bahkan, Budi Suprayitno akan menjadikan kesenian Terbangan sebagai mascot kebanggaan warga desa yang dipimpinnya saat ini. Penulis Naskah : Kang Zen Samin Kang Zen Samin adalah anak ke-5 dari 9 bersaudara yang dilahirkan ibu Mutmainnah istri ke-2 mbah Damin (usia 114 tahun), mantan pemain Terbang. Kameraman : Edo Hardani

Comments