Скачать с ютуб DOKUMENTER | Misteri Makam Ratu Samban Bengkulu Utara в хорошем качестве

DOKUMENTER | Misteri Makam Ratu Samban Bengkulu Utara

#ratusamban #bengkuluutara #margabintunan Aset sejarah kerap diabaikan. Padahal hari ini tak mungkin ada jika tak ada sejarah panjang perjuangan para pendahulu. Kali ini, Kami berkesempatan mengunjungi dan ziarah ke Makam Ratu Samban. Dari Arga Makmur, Butuh waktu sekitar 1 jam 30 menit untuk menuju Makam Ratu Samban di Desa Bintunan Kecamatan Batiknau Kabupaten Bengkulu Utara. Nama Ratu Samban tak asing bagi masyarakat di Provinsi Bengkulu, khususnya di Kabupaten Bengkulu Utara. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa wilayah yang diberi nama Ratu Samban. Di Kota Bengkulu, Ratu Samban menjadi nama kecamatan. Sementara di Bengkulu Utara sendiri Ratu Samban dikenal sebagai nama salah satu universitas di kabupaten ini. Beberapa sumber menyebutkan, Ratu Samban memiliki nama asli Dmarjati yang berasal dari Desa Bintunan Kecamatan Batik Nau. Beliau merupakan pahlawan yang gagah dan berani membela rakyat Bengkulu Utara dalam melawan penjajah Belanda pada saat itu hingga tahun 1874. Namun sebenarnya, di kalangan masyarakat sendiri masih terdapat perbedaan pendapat soal sosok ini. Meski Ratu Samban diyakini benar-benar ada pada zamannya, namun cerita tentang sosok pahlawan ini di kalangan masyarakat masih menjadi misteri. Tak hanya tentang siapa sebenarnya yang dimaksud sebagai Ratu Samban, namun konon terkait dengan keberadaan makam yang sudah dipatenkan oleh Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara juga masih ada yang meragukan kalau sebenarnya lokasi tersebut bukan makam ratu samban sebenarnya. Terlepas dari perbedaan pendapat masyarakat di Kecamatan Batik Nau tersebut, menurut ceritanya, Ratu Samban adalah gelar bagi sosok yang bernama Dmarjati. Pemerintah kolonial Belanda terus memburu Ratu Samban, sejak peristiwa gugurnya dua pejabat kolonial pada tahun 1873, yakni H.Van Amstel dan E.E Castens serta empat orang depati Negeri Sembilan (Sebutan untuk negeri Bintunan) menyeberangi Sungai Bintunan menggunakan rakit. Salah satu Depati tersebut ialah Dmarjati, ia membantai kedua pejabat kolonial Belanda tersebut menggunakan pedangnya, disaksikan langsung oleh banyak masyarakat yang sudah dikerahkannya untuk menyambut kedatangan kedua pejabat Kolonial Belanda ini. Saat itu, Dmarjati ditangkap oleh kompeni Belanda dan dipenjarakan di Benteng Marlborough. Setelah beberapa lama, Dmarjati bebas dari penjara Belanda, kemudian dia kembali ditangkap oleh kompeni Belanda tahun 1887. Sekitar tahun 1889 Dmarjati dieksekusi oleh Belanda diatas rakit di Sungai Bintunan pada malam hari. Kolonial Belanda sendiri tidak mudah untuk memburu pria yang berperawakan besar dengan postur tinggi, dan memiliki rambut panjang terurai ini. Karena masyarakat lebih memilih tutup mulut ketika kolonial mencari keberadaannya. Ini disebabkan kepemimpinan Ratu Samban yang merakyat dan membaur dengan rakyat, dan selalu memperjuangkan kepentingan rakyat. Sehingga Belanda juga kesulitan membedakan antara pemimpin yang dicari dengan rakyat biasa. Dimana sebenarnya letak makam Ratu Samban dan siapa sebenarnya sosok Ratu Samban yang dimaksud oleh masyarakat lokal? Terlepas dari hal itu, warga Bengkulu Utara patut berbangga. Pada zamannya, kabupaten ini pernah memiliki sosok pembela rakyat dalam melawan penjajah. Namun ada baiknya, pihak terkait hendaknya mencari kebenaran sebenarnya tentang sosok ini dan mematenkannya dalam bentuk dokumentasi resmi untuk meluruskan pendapat yang berbeda atau mungkin ketidaktahuan masyarakat tentang sosok pejuang ini.