Русские видео

Сейчас в тренде

Иностранные видео


Скачать с ютуб Ziarah ke makam Sunan Geseng | Tirto Grabag Magelang | rute dan suasana в хорошем качестве

Ziarah ke makam Sunan Geseng | Tirto Grabag Magelang | rute dan suasana 1 год назад


Если кнопки скачивания не загрузились НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу страницы.
Спасибо за использование сервиса savevideohd.ru



Ziarah ke makam Sunan Geseng | Tirto Grabag Magelang | rute dan suasana

Ziarah ke makam Sunan Geseng | Tirto Grabag Magelang | rute dan suasana Di kaki Gunung Andong dan Gunung Telomoyo Dusun Tirto, Desa Tirto, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, terdapat makam yang dipercaya sebagai makam Sunan Geseng. Seorang Mubaligh asal Bedhug, Bagelen Purworejo bernama Cakrajaya atau Ki Cakrajaya, seorang penyadap nira yang dijuluki ki petungmlarat oleh masyarakat karena miskin. Sosok yang dipercaya sebagai salah satu penyebar Islam di Jawa bagian selatan Diceritakan, suatu hari Sunan Geseng atau Ki Cakrajaya sedang menyadap nira dengan melantunkan tembang ‘’clontang clantung wong ngeres buntute bumbung, apa gelam apa ora’‘ ada seseorang yang menegur kalau berdoa tidak begitu tetapi dengan menyebut nama Tuhannya. Lantas orang tersebut  singgah dirumah Ki Cakrajaya dan membantu mencetak gula dalam tempurung kelapa, sebelum meninggalkan rumah Cakrajaya, Beliau berpesanagar Cakrajaya tidak membuka cetakan gula tersebut. Akan tetapi, setelah beberapa lama, Cakrajaya pun membuka tempurung kelapa itu, kagetlah  melihat  cetakan gula tersebut berisi sebongkah emas. Singkat cerita Cakrajaya akhirnya bertemu dengan orang sakti tersebut yang tidak lain adalah Sunan Kalijaga, ia berguru dan menimba ilmu agama dari beliau. Grabag.- Di kaki Gunung Andong dan Gunung Telomoyo Dusun Tirto, Desa Tirto, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, terdapat makam yang dipercaya sebagai makam Sunan Geseng. Seorang Mubaligh asal Bedhug, Bagelen Purworejo bernama Cakrajaya atau Ki Cakrajaya, seorang penyadap nira yang dijuluki ki petungmlarat oleh masyarakat karena miskin. Sosok yang dipercaya sebagai salah satu penyebar Islam di Jawa bagian selatan.  Diceritakan, suatu hari Sunan Geseng atau Ki Cakrajaya sedang menyadap nira dengan melantunkan tembang ‘’clontang clantung wong ngeres buntute bumbung, apa gelam apa ora’‘ ada seseorang yang menegur kalau berdoa tidak begitu tetapi dengan menyebut nama Tuhannya. Lantas orang tersebut  singgah dirumah Ki Cakrajaya dan membantu mencetak gula dalam tempurung kelapa, sebelum meninggalkan rumah Cakrajaya, Beliau berpesanagar Cakrajaya tidak membuka cetakan gula tersebut. Akan tetapi, setelah beberapa lama, Cakrajaya pun membuka tempurung kelapa itu, kagetlah  melihat  cetakan gula tersebut berisi sebongkah emas. Singkat cerita Cakrajaya akhirnya bertemu dengan orang sakti tersebut yang tidak lain adalah Sunan Kalijaga, ia berguru dan menimba ilmu agama dari beliau Ketika berkelana menyebarkan Agama Islam, Sunan Kalijaga meminta Ki Cakrajaya untuk menunggu tongkat bambu yang ditancapkan hingga Sunan Kalijaga kembali. Konon setelah 17 tahun Cakrajaya menjaga tongkat bambu yang telah menjadi hutan bambu, Sunan Kalijaga kembali mencari Cakarajaya tapi tidak menemukannya   sehingga beliau membakar hutan tersebut. Dari sisa abu muncul Ki Cakrajaya dengan badan yang (gosong) / geseng namun tidak mengalami luka bakar sedikitpun, sejak itu Sunan Kalijaga memanggil Cakrajaya dengan Julukan Geseng. Menurut cerita Sunan Geseng mengikuti sang guru Sunan Kalijaga ke Demak untuk mendirikan Masjid Demak dan Beliau memberikan kayu sisa pembangunan Masjid Demak kepadanya. Ketika Sunan Geseng berpamitan kepada Sunan Kalijaga untuk menyebarkan Agama Islam di daerahnya, Beliau berpesan supaya Sunan Geseng tidak berhenti, apabila lelah dan terpaksa berhenti maka ditempat tersebut ia harus meletakkan kayu dan mendirikan masjid serta pesantren yakni Pondok Pesantren Sunan Geseng yang berada di Desa Kleteran, Kecamatan Grabag, Kab. Magelang tak jauh dari lokasi makamnya Makam Sunan Geseng sangat ramai dikunjungi para peziarah setiap harinya, khusus malam Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon lebih ramai dari biasanya. Ada yang berbeda di Makam Sunan Geseng saat digelarnya tradisi Malam Selikuran setiap tanggal 20-21 Ramadhan. Tradisi ini dimaksudkan sebagai peringatan Haul Sunan Geseng. sumber Disparpora kab Magelang #nahdlatululama #ziarah #sunankalijaga

Comments