У нас вы можете посмотреть бесплатно Sejarah Singkat Keuskupan Agung Medan (Profil Singkat Gereja Katolik di Medan) или скачать в максимальном доступном качестве, которое было загружено на ютуб. Для скачивания выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса savevideohd.ru
PANORAMA SINGKAT KEUSKUPAN AGUNG MEDAN (Sejarah dan Perkembangan) Pengantar Gereja Katolik di Keuskupan Agung Medan sampai sekarang bisa kita bagi dalam 6 bagian dalam sejarah dan pekembanganya. I. Masa Perintis Misi Gereja Katolik di Keuskupan Agung Medan (KAM), tidak bisa dilepaskan dari misi di Bangka dan di Borneo. Tahun 1873 bisa dikatakan awal kehadiran Gereja Katolik di Sumatera khususnya wilayah KAM oleh Ordo Jesuit. Pertama-tama dimaksudkan untuk pemeliharaan jiwa-jiwa orang Katolik yang ada di Sumatera pada masa kolonialisme. Pada masa itu pelayanan rohani ditanggungjawabi oleh imam-imam Ordo Jesuit untuk seluruh wilayah Nusantara. Daerah Nusantara ini dirasa terlalu luas untuk ordo ini, maka pelayanan Umat Katolik di beberapa wilayah dipercayakan kepada ordo lain. Tahun 1911 penggembalaan di seluruh Sumatera diserahkan kepada Ordo Kapusin (Belanda) dengan prefek pertama Mgr. Liberatus Cluts, OFMCap. Dengan kedatangan Ordo Kapusin pertama, pelayanan sedikit demi sedikit mulai terorganisir. Pastor Kapusin pertama yang berkarya di Medan adalah Pastor Camillus OFMCap. Mgr. Liberatus Cluts, OFMCap menjabat dari tahun 1912 – 1921. II. Masa Penyamaian Pada tanggal 11 April 1921 Mgr. Matthias Brans diangkat menjadi Superior Regularis Kapusin Sumatera dan pada tanggal 23 April 1921 diangkat menjadi Prefek Apostolik Sumatera untuk menggantikan Mgr. Liberatus Cluts. Terobosan pertama yang dilakukannya adalah pembagian daerah misi di Sumatera. Prefektur Padang diserahkan kepada Kapusin. Prefektur Bangka dan Belitung diserahkan kepada SSCC, Prefektur Bengkulu (kemudian menjadi Palembang) diserahkan kepada SCJ. Masing-masing prefektur dikelola oleh ordo tersebut. Prefektur Padang dibagi atas tiga stasi: Padang, Medan, dan Kota Raja (Aceh). Pada tahun 1941 Vatikan memutuskan untuk memindahkan tahkta Vikariat Apostolik dari Padang ke Medan. Keputusan itu baru dapat diumumkan dan dilaksanakan sesudah perang dunia II selesai. Mgr. Brans pindah dari Padang ke Medan pada tanggal 3 Januari 1946. Pada masa ini beberapa Kongregasi masuk ke KAM seperti: Kongregasi SFD (1923), Kongregasi FSE (1925), Kongregasi CMM (1927), Kongregasi FCJM (1930), Kongregasi KYM (1933), Kongregasi CDD (1949, namun sempat keluar dan tahun 2007 masuk kembali), Kongregasi KSFL (1954). Mgr. Matthias Brans menjabat dari tahun 1921 – 1955. .. VI. Masa Pemantapan Tanggal 8 Desember 2018, RP. Kornelius Sipayung, OFMCap ditunjuk oleh Tahta Suci menjadi Uskup Agung Metropolitan Medan dan ditahbiskan menjadi Uskup Agung Medan, 02 Februari 2019. Program beliau pada masa awal ini tentu meneruskan apa yang sudah diawali oleh pendahulu-nya. Beberapa hal yang menjadi fokus pada awal kepemimpinan beliau adalah: 1. BIDUK (Basis Integrasi Data Umat Keuskupan) 2. Conventio Scripta 3. Supervisi Paroki 4. Keuangan dan Harta Benda 5. Revitalisasi Catholic Center 6. Pembenahan Yayasan-yayasan Mgr. Kornelius Sipayung, OFMCap menjabat dari tahun 2019 - sekarang. Saat ini KAM mempunyai 57 paroki dan 6 Kuasi Paroki, keseluruhan berjumlah 63 paroki dan kuasi. Stasi sebanyak 1344. Jumlah Imam ada lebih dari 256 orang. Yang berkarya di paroki sebanyak 139 orang, yang lain di formatio, komisi, sekolah, dan unit lain. KAM saat ini dilengkapi dengan 13 Komisi dan aneka bentuk karya kerasulan. Menurut statistik tahun 2019 umat Katolik di Keuskupan Agung Medan sebanyak 99.691 KK atau 536.031 jiwa. Ada 30 Ordo dan Kongregasi yang berkarya di KAM. Ada 1536 orang biarawati dan 51 orang biarawan. Sekian dan terima kasih. Text oleh RP Frans Borta OCarm, Kanselarius Keuskupan Agung Medan. #KeuskupanAgungMedan #SejarahKatolik