Русские видео

Сейчас в тренде

Иностранные видео


Скачать с ютуб Study Kasus TPST Piyungan UNYSEF 2020 в хорошем качестве

Study Kasus TPST Piyungan UNYSEF 2020 4 года назад


Если кнопки скачивания не загрузились НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу страницы.
Спасибо за использование сервиса savevideohd.ru



Study Kasus TPST Piyungan UNYSEF 2020

YOGYAKARTA, merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan kota keempat terbesar di Pulau Jawa. Yogyakarta memiliki luas 3.185,80 km2 dengan populasi penduduk sebanyak 3.452.390 jiwa dan memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.084 jiwa per km2. Hal ini menjadikan Provinsi DI Yogyakarta menduduki peringkat 18 dari 34 provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik tahun 2018. Banyaknya jumlah penduduk, menyebakan aktivitas Kota Yogyakarta meningkat, apalagi ditambah dengan wisatawan yang datang ke kota ini. Hal tersebut, membuat kota ini mengalami beberapa masalah. Salah satunya adalah masalah sampah plastik. Menurut catatan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, satu orang penduduk setiap harinya menghasilkan 0,7 kilogram sampah. Jika dihitung maka Kota Yogyakarta setiap harinya menghasilkan 300 ton sampah. Selain itu, masalah yang dihadapi lainnya adalah ketersediaan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST), salah satu yang menjadi perhatian DLH adalah TPST Piyungan. Lokasi TPST Piyungan berada di Dusun Ngablak, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Bantul. TPST Piyungan memiliki luas sebesar 12,5 hektar dan mulai beroperasi sejak tahun 1996. Diketahui jika TPST Piyungan menerima kiriman sampah dari Kota Yogyakarta, Sleman, dan Bantul sekitar 600 ton setiap harinya. Terbanyak dari Kota Yogyakarta sebanyak 60%. Meskipun tanah di TPST Piyungan sudah dikeruk sedalam 40 meter, tetapi tumpukkan sampah yang menggunung masih tetap ada. Diketahui tumpukkan sampah sudah mencapai ketinggian 150 meter lebih. Pengelolaan yang masih bersifat tradisional membuat masalah sampah yang ada di TPST Piyungan semakin buruk. Dampaknya, banyak masyarakat di sekitar TPST yang mulai mengeluhkan bau tidak sedap, sampah yang bertebaran dimana-mana, dan air limbah yang menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan akibat banyaknya sampah plastik yang tidak bisa terurai. Jika hal ini terus dibiarkan, tidak menutup kemungkinan akan ada masalah yang jauh lebih besar. Peran pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan dalam menangani kasus banyaknya sampah plastik yang ada, seperti melakukan sosialisasi dan pelatihan dalam mendaur ulang sampah plastik. Selain itu, dengan adanya peran akademisi dan saintis diharapkan akan mampu memberikan solusi terkait penanganan sampah plastik di Yogyakarta.

Comments