У нас вы можете посмотреть бесплатно TRENYUH | RAYAMUKTI PICTURE | FESTIVAL FILM GUNUNGKIDUL #4 2022 или скачать в максимальном доступном качестве, которое было загружено на ютуб. Для скачивания выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса savevideohd.ru
PRODUCTION HOUSE : RAYAMUKTI PICTURE JUDUL : TRENYUH PRODUKSI : DINAS KEBUDAYAAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL SINOPSIS Menceritakan seorang laki-laki bernama Pak Kirno (56), seorang Guru Bahasa Jawa disalah satu Sekolah Dasar. Bertahun-tahun mengabdi sebagai seorang pengajar hingga tibalah saatnya melepas tugas dedikasi yang diembannya selama ini. Pagi menjelang, Pak Kirno terlihat bersepeda menuju ke Sekolah tempatnya mengajar. Sesampainya di Sekolah ternyata hari itu terakhir kalinya Pak Kirno mengajar, Apel pagi dalam rangka pelepasan Pak Kirno dilaksanakan. Dihadiri dan disaksikan oleh seluruh Warga Sekolah, apel pagi diakhiri dengan berjabat tangan dan foto bersama. Foto bersama tersebut ternyata hanyalah sepercik ingatan 15 tahun yang lalu kerinduan Pak Kirno selama mengabdi menjadi seorang Guru.Kini hidupnya bahagia menikmati masa pensiun bersama seorang cucu tercintanya. Saat itu Pak Kirno sedang duduk termenung, cucunya yang bernama Fauzi (10) menghampirinya dan berpamitan minta izin bermain bersama teman-temannya. Datanglah Keyan (10) tidak lain adalah teman Fauzi yang sebelumnya sudah mengatur janji. Emosi tersulut dari wajah Keyan ketika mendengar Fauzi Sudah berangkat mendahuluinya. Terselip keprihatinan Mbah Kirno seorang mantan Guru Bahasa Jawa melihat etika dan moral anak-anak saat ini. Tidak berselang lama, datanglah seorang pemuda bernama Gito (45) yang bermaksud menyampaikan undangan Kenduri (Upacara adat doa bersama) kepada Pak Kirno.Tiba-tiba terbesit sakit dalam hati Mbah Kirno mendengar kata-kata yang diucapkan Gito saat itu. Keprihatinan mbah Kirno melihat kurangnya minat Bahasa jawa pada anak usia dini terlebih orang dewasa saat ini, menimbulkan keinginan mbah Kirno untuk membuka sanggar “Ngolah Roso” sebagai upaya pentingnya kesadaran diri bahwa Bahasa Jawa sebagai Bahasa ibu yang sudah sepantasnya diterapkan dan dilestarikan sebagai wujud terciptanya moral dan etika.