Русские видео

Сейчас в тренде

Иностранные видео


Скачать с ютуб KISAH NYATA..!! FILM INDONESIA YANG DILARANG TAYANG DI INDONESIA.!! в хорошем качестве

KISAH NYATA..!! FILM INDONESIA YANG DILARANG TAYANG DI INDONESIA.!! 1 год назад


Если кнопки скачивания не загрузились НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу страницы.
Спасибо за использование сервиса savevideohd.ru



KISAH NYATA..!! FILM INDONESIA YANG DILARANG TAYANG DI INDONESIA.!!

Merdeka 17805 atau Murudeka 17805 (dalam Bahasa Jepang: "ムルデカ 17805") adalah film drama perang yang dirilis tahun 2001. Film ini adalah film hasil kolaborasi rumah produksi film dari Jepang dan Indonesia. Cerita dalam film ini dibuat berdasar kisah nyata tentang perjuangan sejumlah personel dari Tentara Kekaisaran Jepang yang turut berperan andil dalam Perang Kemerdekaan Indonesia. Film ini menuai kontroversi besar saat dirilis di Indonesia tahun 2001, terutama karena adanya adegan di mana seorang perempuan Jawa tua mencium kaki tentara Jepang sambil menceritakan salah satu bait dari Ramalan Jayabaya tentang kedatangan tentara Jepang di Jawa. Walaupun diproduksi dengan dana besar dan kerjasama Jepang dan Indonesia, film ini tidak beredar luas di Indonesia karena alasan politik. Film ini berlatar pada zaman Perang Dunia II, di mana setelah Jepang mengalami kekalahan, sekelompok Tentara Kekaisaran Jepang di Jawa, Indonesia memutuskan untuk ikut berjuang dalam Perang Kemerdekaan Indonesia. Cerita film ini menampilkan sisi lain dari masa pendudukan Jepang di Indonesia yang banyak dilupakan oleh generasi muda, yaitu adanya peran andil sukarelawan Jepang dalam Perang Kemerdekaan Indonesia. Untuk menyelesaikan adegan-adegan perang dan tembak-menembak yang ganas dan perlengkapan panggung yang sesuai dengan situasi Perang Dunia II, film ini dibuat dengan kerjasama penuh dari TNI AD. "17805" dalam judul film ini sendiri diambil dari angka, bulan, dan dua angka terakhir dari "17 Agustus 2605". Pemeran Jepang : 1. Jundai Yamada sebagai Letnan Satu Shimazaki 2. Naoki Hosaka sebagai Letnan Satu Miyata 3. Koji Tsukamoto sebagai Sersan Tsukamoto 4. Kenji Anan sebagai Tamtama Satu Kuriyama 5. So Yamanaka sebagai Tamtama Satu Kurokawa Dll.. Pemeran Indonesia : 1.Muhammad Iqbal sebagai Nurhadi 2. Lola Amaria sebagai Aryati 3. Aulia Achsan sebagai Asep 4. Fajar Umbara sebagai Parto 5. Ayu Maharani sebagai Ayu 6. Mila Karmila sebagai Aryati tua 7. Eman Sulaeman sebagai Nurhadi tua Lokasi syuting film ini sebagian besar dilakukan di berbagai lokasi bersejarah di Indonesia, seperti di Candi Borobudur di Magelang, Gedung Agung di Keraton Yogyakarta, Taman Makam Pahlawan Kalibata di Jakarta, Lawang Sewu di Semarang, dan Museum Benteng Vredeberg di Yogyakarta. Film ini film perang kedua yang disponsori oleh perusahaan Higashi Nihon House, perusahaan bangunan asal Jepang, yang diproduksi oleh anak perusahaan mereka, Video Production Co. Tokyo, setelah film Puraido: Unmei no toki (1998) namun dengan anggaran yang lebih kecil. Awalnya sutradara film Hasebe Yasuharu dijadwalkan sebagai sutradara film ini, namun kemudian digantikan oleh Yukio Fuji Duta Besar Indonesia untuk Jepang kala itu, Soemadi Brotodiningrat meninjau bahwa "Indonesia dan Jepang diharapkan dapat menumbuhkan saling pengertian, terutama generasi muda" dan berpendapat bahwa produksi film ini bertentangan dengan sejarah dan adat istiadat Indonesia, dan untuk "..Menghindari adanya pertentangan antara kedua negara, adegan yang tidak layak hendaknya dihapus." Adegan yang diminta untuk dihapus di bioskop adalah adegan di mana seorang wanita Jawa mencium bagian atas kaki prajurit pada awal film. Menurut Duta Besar, adegan ini "..bukan hanya tidak mencerminkan kebenaran sejarah, tapi juga menyakiti perasaan masyarakat Indonesia". Penasihat Kedutaan Besar Indonesia di Jepang Syahri Sakidin juga menyatakan, adalah tidak berdasarkan sejarah untuk mencium kaki pendatang yang datang di Indonesia, dan meminta adegan ini dihapus untunk menghindari kemarahan masyarakat Indonesia. Perusahaan produksi telah menyampaikan ucapan terima kasih kepada warga di lokasi syuting yang sangat kooperatif. Selain itu, lagu kebangsaan Indonesia "Indonesia Raya" juga dinyanyikan di film ini dengan "kebiasaan yang berbeda". ________________________ Penulis Naskah : GraiHan Voice Over : GraiHan Edited : GraiHan _______________________ Before Dawn oleh Audionautix dilisensikan berdasarkan lisensi Creative Commons Attribution 4.0. https://creativecommons.org/licenses/... Artis: http://audionautix.com/ _____________________________ Disclaimer: Gambar, ataupun video yang ada di Channel ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami di sini Instagram : Graimovie.id COPYRIGHT DISCLAIMER "Copyright Disclaimer Under Section 107 of the Copyright Act? 1976, allowance is made for "fair use" for purposes such as criticism, comment, news reporting, teaching, scholarship, and research. Fair use is a use permitted by copyright statute that might otherwise be infringing. Non-profit, educational or personal use tips the balance in favor of fair use." Tag : #ceritafilm #spoilerfilm #alurceritafilm #filmperang #filmsejarah #alurfilm #rekapfilm #rangkumfilm #bahasfilm #reviewfilm #graimovie #filmterbaik #movierecap #ulasfilm #ringkasfilm

Comments