Русские видео

Сейчас в тренде

Иностранные видео


Скачать с ютуб Kisah Hidup KH Habib Ihsanudin, Pendiri Pondok Pesantren Al Huda Doglo Boyolali в хорошем качестве

Kisah Hidup KH Habib Ihsanudin, Pendiri Pondok Pesantren Al Huda Doglo Boyolali 2 года назад


Если кнопки скачивания не загрузились НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу страницы.
Спасибо за использование сервиса savevideohd.ru



Kisah Hidup KH Habib Ihsanudin, Pendiri Pondok Pesantren Al Huda Doglo Boyolali

TRIBUN-VIDEO.COM - Ponpes Al Huda Doglo menjadi salah satu lembaga pendidikan agama yang paling besar di Boyolali. Sudah ribuan bahkan puluhan ribu santri tercetak di Ponpes yang ada di kaki gunung Merbabu itu. Tapi siapa sangka, sebelum Ponpes yang dipimpin oleh KH. Habib Ihsanudin itu berkembang pesat seperti sekarang ini, punya cerita yang menarik yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. Tonggak awal berdirinya Ponpes Al Huda itu berawal dari kerinduan Habib muda akan kedua orang tuanya setelah 5 tahun mondok di Ponpes Al Islah Kediri, Jawa timur. Habib yang sebelumnya telah diberikan syarat oleh gurunya KH.M Siraj agar tak pulang minimal 3 tahun, malah bertahan hingga 5 tahun. Selama itu Habib tidak pernah menjenguk kampung halaman dan keluarganya. Hingga sampai suatu saat di bulan Agustus tepatnya tanggal 17 tahun 1963, karena kerinduan akan kampung halamannya Habib pulang serta menengok keluarganya. Banyak sanak keluarga dan kawan-kawan Habib yang ditinggalkan meyambut kedatangannya berkumpul menantikan kepastian Habib apakah sudah siap untuk mengabdi di kampung halaman. Sebab sudah 11 tahun lamanya antara tahun 1952 sampai dengan 1963 Habib menjalani masa pendidikan diluar kampung halamannya dan praktis tidak pernah pulang selama 5 tahun. Namun kepulangan Habib yang sebenarnya hanya untuk melepas rindu dan beberapa hari untuk istirahat di kampung halamannya menjadi berubah. Tapi beberapa anak-anak malah datang untuk diajari ngaji Al Qur'an. Habib yang tak bisa berbuat banyak akhirnya sepakat harus merelakan waktu istirahatnya untuk memberi pengajian kepada anak-anak kampung. Dimulai pada hari Rabu 20 Agustus 1963 dan kemudian berjalan sampai kurang lebih tiga bulan. Niat Habib untuk kembali bermukim di kampung sebenarnya memang tidak ada. Tetapi atas desakan warga dan atas seijin dari gurunya KH. Toha Muid maka pengajian itu diteruskan sampai satu tahun. Pengajian yang diadakan oleh Habib ternyata makin banyak mendapatkan simpati dari warga dan bahkan dari luar kampung Doglo. Banyak putra-putri yang berasal dari luar desa berduyun-duyun mengikuti pengajian Habib yang dilakukan di Masjid Doglo. Kembali atas saran KH. Toha Muid bahwa kalau memang mempunyai manfaat yang besar dan dibutuhkan oleh banyak orang maka Habib lebih baik menetap dan terus mendidik putra-putri yang telah mengikuti pengajiannya dan diperkenankan tidak kembali ke Pondok Pesantren Al Islah di Kediri. Desa Doglo pada waktu itu belum ada tradisi pendidikan ala pondok pesantren. Dengan aktifitas mengaji yang dilakukan Habib maka sangatlah menarik banyak minat warga, akhirnya hari demi hari jumlah jamaah yang mengikuti pengajiannya semakin banyak dan melebar ke berbagai kalangan mulai dari anak-anak, ibu-ibu, bapak bapak dan hampir semua lapisan ada yang mengikuti pengajian tersebut.

Comments