У нас вы можете посмотреть бесплатно FAKTA DARI KEHIDUPAN SUKU KOROWAI DI PAPUA [Suku Yang Tinggal Di Atas Pohon] или скачать в максимальном доступном качестве, которое было загружено на ютуб. Для скачивания выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса savevideohd.ru
Korowai adalah suku yang baru ditemukan keberadaannya sekitar 35 tahun lalu di pedalaman Papua. Berpopulasi sekitar 3000 orang. Suku terasing ini hidup di rumah pohon yang disebut Rumah Tinggi. Beberapa rumah bahkan bisa mencapai ketinggian 50 meter dari permukaan tanah. Orang-orang Korowai menempati kawasan hutan sekitar 150 kilometer dari Laut Arafura. Mereka adalah pemburu-pengumpul yang memiliki keterampilan bertahan hidup. Sampai sekitar tahun 1975, Korowai hampir tidak mempunyai kontak dengan dunia luar. Mereka hanya mengenal diantara mereka saja. Antara tahun 1978 dan 1990, Korowai masih menempati hilir sungai. Mereka membuka kebun dan berburu. Suku Korowai sebagian besar masih mandiri. Mereka menghasilkan kapak dari batu, membuat garam dan barang keperluan lainnya Secara tradisional, Korowai hidup dalam kondisi terisolasi. Mereka membangun rumah tinggi untuk melindungi keluarga mereka terhadap serangan hewan buas, dan juga sebagai menangkal roh jahat seperti yang mereka percayai. Korowai percaya bahwa alam semesta dipenuhi dengan makhluk spiritual yang berbahaya. Untuk membangun sebuah rumah, mereka memilih pohon besar dan kokoh sebagai tiang utama. Lantainya mereka buat dari cabang. sementara Kulit pohon sagu digunakan mereka gunakan untuk membuat dinding. sedangkan untuk Atapnya mereka ambil dari daun hutan dan daun pohon sagu. Untuk merangkai rumah, mereka menggunakan tali yang mereka buat dari rotan yang kuat. Untuk menaiki rumah yang mereka buat di atas pohon, disusun tangga panjang menjulai ke bawah. Setiap keluarga memiliki kebun sagu. Mereka juga mengumpulkan sayuran hijau, dan buah-buahan yang semuanya tumbuh di hutan. Babi dan anjing adalah satu-satunya hewan peliharaan. Babi memiliki nilai sosial dan hanya dibunuh saat ritual dan di acara-acara khusus. sedangkam Anjing digunakan untuk berburu. Untuk menangkap ikan suku korowai menggunakan busur dan panah. Di masa lalu, buaya juga ditangkap untuk dimakan. suku Korowai sangat menyadari hal baik dan jahat. Mereka juga mengetahui tentang keseimbangan alam dan kesehatan. Selama tahun 90,orang luar mulai mengeksploitasi wilayah Korowai untuk mencari gaharu,Pada tahun 1997,1 Kg gaharu yang dikumpulkan oleh warga lokal,dan dijual kepada pedagang,dengan nilai sekitar Rp 4 ribu. Ketika gaharu dijual ke pasar Eropa dan Timur Tengah, harganya melonjak menjadi $ 1.000 per kilogram. Gaharu dianggap memicu perdagangan cepat dan menimbulkan prostitusi di hutan-hutan. Akhir dari perdagangan ini memudar pada tahun 1999. Para peneliti menganggap masyarakat Korowai cukup cerdas karena mampu membangun konsep perkampungan pada wilayah yang sebenarnya sulit untuk ditinggali. ⚠️Terkadang beberapa footage di channel ini bukan milik kami, Hak cipta sepenuhnya di pegang oleh masing masing pemilik footage,Kami Berusaha Membuat video berdasarkan aturan penggunaan wajar ( Section 107 Copyright Act 1976 ) Yang bertujuan untuk Pemberitaan,Pembelajaran dan komentar. ⚠️Sometimes some of the footage on this channel does not belong to us. Copyright is fully held by the respective owners of the footage. We try to make videos based on fair use rules (Section 107 Copyright Act 1976) with the aim of reporting, learning and commenting.