У нас вы можете посмотреть бесплатно Bimbingan Karya "WORLILA" Lugas Syahid Afriansyah //ISI SURAKARTA или скачать в максимальном доступном качестве, которое было загружено на ютуб. Для скачивания выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса savevideohd.ru
WORLILA “Sadar jika adanya kehidupan ada yang menghidupi, Sadar jika adanya, ada yang menghadirkan Dan sadar, adanya dari ketiadaan akan kembali tidak ada” Penari : 1. Lugas Syahid Afriansyah 2. Ashallom Daniel Doohan 3. Waridzul Azis 4. Angga Setiawan 5. Oktaviano Kaka 6. Nandana Andika Pratama 7. Wisnu Kusuma 8. Victor Zefdiyan 9. Murah Pranoto Komposer : Pandu Gandang Sasongko - GeyAsoka Lighting & setting : Ahmad Faisal Riswanda Ismawan S.Sn. Dosen Pembimbing : Anggono Kusumo Wibowo S.Sn., M.Sn. Karya ini terisnprirasi dari pengalaman yang dilalui oleh pengkarya. Worlila berasal dari kata “wur”yang berarti bercampur dan “lila” yang berarti merelakan atau mengikhlaskan, sehingga Worlila dapat diartikan bercampur kerelaan. Karya ini mengingatkan kepada manusia tentang siklus kehidupan. Bahwa menjalani kehidupan manusia tidak lepas dari rasa cinta dan kasih kepada sesama makhluk ciptaan Tuhan. Dua hal tersebut berdampingan dengan rasa ikhlas yang semestinya rasa ikhlas itu ada di setiap manusia. Menurut masyarakat jawa, rasa ikhlas berada ditataran paling atas setelah iman, maka rasa ikhlas menjadi salah satu syarat yang harus dimiliki setiap pribadi seseorang agar menjadi manusia yang seutuhnya. Keiklasan hidup juga berdampingan dengan dengan kesabaran. Hidup kadang kala bahagia, kadang kala mendapat musibah. Di kala kita berada di puncak kesuksesan, kita akan mudah dan bahagia menjalankan. Banyak orang akan mendekat. Namun, bagaimana andai kita sedang tertimpa ujian atau musibah? Dalam posisi ini, terkadang kebanyakan dari kita mengeluh. Tiada hari tanpa berkeluh kesah. Kebanyakan dari kita memaki keadaan. Padahal, pada kondisi ini sejatinya jiwa kita tengah diuji. Dalam menjalani kehidupan. Kita juga harus menyadarkan bahwa kita di dunia hanya sebentar, karena tidak ada apapaun yang kekal di dunia ini, jangan habiskan anugrah usia yang diberikan sang Pencipta dengan amarah dan angkara murka, dendam, dengki. Karena akhirnya kita akan kembali ke sang Pencipta, Isilah kehidupan dengan kebaikan, kebaikan kepada seluruh penghuni alam semesta, baik kepada Tuhan.