У нас вы можете посмотреть бесплатно Studi Invitro dan Insilico Aktivitas Antimalaria Crude Extract Lumpur Lapindo или скачать в максимальном доступном качестве, которое было загружено на ютуб. Для скачивания выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса savevideohd.ru
Penelitian ini didorong oleh temuan data, bahwa sebesar 300 hingga 500 juta orang di dunia setiap tahunnya berisiko terjangkit penyakit malaria dan 1 hingga 2,7 juta dari kasus tersebut berakhir dengan kematian. Penyakit malaria disebabkan infeksi protozoa dari genus Plasmodium. Beberapa genus Plasmodium menunjukkan sifat resistensi terhadap obat anti malaria. Kemampuan Plasmodium untuk terus bermutasi menyebabkan obat antimalaria yang ada resisten terhadap Plasmodium, maka diperlukan kandidat antimalaria. Pada penelitian ini, Plasmodium falciparum dianalogikan dengan Plasmodium berghei. Penggunaan Plasmodium berghei dikarenakan dapat menyebabkan malaria berat pada rodensia seperti halnya infeksi Plasmodium falciparum pada manusia. Pada uji in vitro digunakan mencit sebagai donor darah media kultur Plasmodium berghei. Darah mencit terinfeksi Plasmodium berghei kemudian dikultur dengan paparan crude extract lumpur lapindo. Aktivitas antimalaria dianaIisis melalui uji in vitro yang nantinya akan dilihat persen parasitemia. Penelitian ini juga dilengkapi dengan analisis GC-MS dan analisis in silico. Hasil uji GC-MS digunakan sebagai ligan pada studi in silico. Protein yang digunakan pada penelitian ini adalah PfDHFR-TS yang merupakan target popular untuk kemoterapi malaria. Dari penelitian ini didapatkan bahwa semakin besar dosis yang diberikan maka semakin tinggi pula aktivitas inhibisi crude extract lumpur lapindo. Aktivitas inhibisi crude extract lumpur lapindo tertinggi terdapat pada dosis 1000 µg/mL yang mencapai 64,88% dengan nilai IC50 sebesar 220µg/mL. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol positif Artemisinin yang memiliki aktivitas inhibisi 50%. Jika data persen parasitemia disandingkan dengan persen inhibisi, maka dapat dilihat bahwa dosis paling efektif untuk menurunkan persen parasitemia secara in vitro adalah 10 µg/mL dengan persen parasitemia 2,66 %. Selain itu penelitian juga mendapatkan senyawa dominan pada crude extract lumpur lapindo yang juga dapat berikatan dengan PfDHFR-TS dengan binding affinity sebesar -6,5 kkal/mol.