У нас вы можете посмотреть бесплатно Walking Around Taman Makam Pahlawan Mayjend Sungkono Surabaya ❗ Hari Pahlawan 10 November или скачать в максимальном доступном качестве, которое было загружено на ютуб. Для скачивания выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса savevideohd.ru
TMP Mayjend Sungkono Maps : https://maps.app.goo.gl/3pdkqnzVz94DR... Mayor Jenderal TNI (Purn.) Soengkono (11 Januari 1911 – 12 September 1977) adalah seorang tokoh militer Indonesia dan merupakan tokoh dalam Pertempuran Surabaya 10 November 1945 di Surabaya, Jawa Timur. Saat itu ia menjabat komandan BKR (Badan Keamanan Rakyat). Saat ini namanya diabadikan menjadi nama jalan utama di Kota Surabaya yaitu Jalan Mayjen Sungkono. Awal Kehidupan Soengkono lahir Akhad Wage 1 Januari 1911 di Purbalingga Kidul Kabupaten Purbalingga (sekarang Jalan Letkol Isdman Purbalingga Kidul atau dikenal dengan prapatan bantheng) dari pasangan seorang tukang jahit Tawireja dan Rinten. Ia menempuh pendidikan di HIS (Hollands Indische School) tahun 1928, kemudian melanjutkan ke MULO dan setelah lulus, meneruskan ke Zelfontelkeling hingga kelas dua dan mengantongi ijasah K.E. Pendidikan militer selama dua tahun diperoleh dari sekolah teknik perkapalan atau KIS (Kweekschool voor Inlandsche Schepelingen) di Makasar dan bekerja di K.M (Koninklijke Marine). Pendudukan Jepang ia masuk tentara PETA dan mengikuti latihan di Bogor. Awal tahun 1945 diangkat menjadi Chodancho (komandan kompi) dengan pangkat kapten dan ditempatkan di Daichi daidan Surabaya. Ketika terjadi pemberontakan PETA di Blitar, Sungkono dicurigai dan “diamankan” di Renceitai Bogor. Setelah proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, meskipun sudah Proklamasi, Jepang saat itu masih juga berkuasa. Maka pada bulan September 1945, Sungkono memimpin perjuangan pengambilan kekuasaan sekaligus melucuti senjata Jepang, ia mengajak mantan anggota PETA, Heiho, KNIL, dan pemuda pejuang bergabung dalam Badan Keamanan Rakyat (BKR). Mereka bertugas merebut senjata dari tangan Jepang, agar pasukannya memiliki persenjataan yang lebih memadai. Ia sendiri kemudian diangkat menjadi komandan BKR Surabaya. Pelucutan senjata Jepang oleh BKR pimpinan Sungkono dilakukan dengan cara diplomasi, tanpa ada pertumpahan darah. Ia mengadakan pembicaraan dengan tentara Jepang yang dipimpin Iwabe. Lewat pembicaraan yang alot, akhirnya senjata bisa diperoleh. https://id.wikipedia.org/wiki/Soengkono #walkingaround #tamanmakampahlawan #mayjensungkono #sungkono #surabaya