Русские видео

Сейчас в тренде

Иностранные видео


Скачать с ютуб Pondasi Sejak Dini (2 Timotius в хорошем качестве

Pondasi Sejak Dini (2 Timotius 5 лет назад


Если кнопки скачивания не загрузились НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу страницы.
Спасибо за использование сервиса savevideohd.ru



Pondasi Sejak Dini (2 Timotius

Khotbah Umum 11 Februari 2018 Pondasi Sejak Dini (2 Timotius 3:14-17) - Pdt. Yakub Tri Handoko Pondasi bangunan adalah bagian paling penting, namun tidak terlihat dari luar. Bagaimanapun, tidak terlihat bukan berarti tidak bisa dirasakan keberadaannya. Pada saat gempa atau banjir besar terjadi, ketahanan suatu pondasi baru teruji. Bangunan yang tetap teguh dan lurus berdiri pasti didirikan di atas pondasi yang kukuh. Begitu pula dengan pengajaran kitab suci dalam rumah. Orang luar seringkali tidak bisa melihat bagaimana salah satu disiplin rohani ini dilakukan. Namun, mereka akan mengetahuinya tatkala anggota keluarga menghadapi berbagai ujian kehidupan. Pengajaran yang sehat dan kuat akan menolong mereka untuk tetap teguh dan kukuh berdiri di tengah hantaman kehidupan. Itulah yang sedang dibahas oleh Paulus dalam teks kita hari ini. Ada dua tantangan serius yang harus dihadapi oleh Timotius: penganiayaan (3:1-9, 11-12) dan kesesatan (3:13). Keduanya saling berkaitan. Sebagian orang yang dianiaya karena kesalehan mereka telah tergoda untuk merengkuh kesesatan dan kejahatan supaya terhindar dari penderitaan tersebut. Orang-orang ini adalah mereka yang tidak bertahan dalam tekanan kehidupan. Tidak demikian dengan Timotius. Kata sambung “tetapi” di awal ayat 14 mengontraskan Timotius dengan para penyesat di ayat 13. Dalam teks Yunani kontras ini bahkan terlihat semakin jelas. Kata “kamu” di ayat 14 muncul dua kali (sy mene) sebagai penekanan. Nasihat kepada Timotius supaya dia “tetap berpegang” (LAI:TB; menō, lit. “tetap tinggal”, ASV) dalam pengajaran sangat berbeda dengan tindakan para penyesat yang “bertambah jahat” (LAI:TB; prokoptō, lit. “terus maju”) dalam kejahatan. Orang-orang yang sesat adalah mereka yang tidak puas dan tidak mau tinggal di dalam Alkitab. Mereka ingin melampaui Alkitab. Hasilnya? Ada kemajuan. Namun, bukan dalam kebenaran, melainkan dalam kejahatan. Berpegang pada kebenaran secara konsisten memang tidak mudah. Ada resiko yang harus ditanggung. Tanpa ragu-ragu Paulus berkata: “Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya” (3:12). Hanya sedikit orang yang bersedia membayar harga demi kebenaran. Timotius adalah salah satunya. Dia mengetahui begitu banyak penganiayaan yang dihadapi oleh Paulus, karena dia sendiri berkali-kali menyertai Paulus dalam pelayanan (3:11). Kini Timotius diperhadapkan pada keadaan yang hampir sama. Ada ancaman penganiayaan. Ada bahaya kesesatan. Di tengah situasi seperti ini Paulus memberikan sebuah nasihat: “Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini” (3:14a). Secara hurufiah bagian ini dapat diterjemahkan: “Tetapi hendaklah engkau, engkau, terus-meneruslah tinggal di dalam apa yang engkau telah pelajari dan telah percayai”. Nasihat di atas menyiratkan bahwa Timotius sebelumnya sudah belajar kebenaran dan mempercayai kebenaran itu. Dari ayat-ayat selanjutnya kita akan mengetahui bahwa kebenaran ini diperoleh dari kitab suci (3:15-16). Bukan hanya itu. Dia juga sudah tinggal di dalam kebenaran itu. Paulus hanya mengingatkan dia untuk terus melanjutkan hal tersebut. Jadi, memiliki kitab suci saja tidaklah cukup. Membacanya dalam ibadah saja juga tidak memadai. Kitab suci perlu dipelajari. Ada kedisiplinan yang dituntut. Sesudah itu, apa yang sudah dipelajari juga perlu untuk dipercayai. Pembacaan kitab suci secara seksama bukan sekadar pemuas rasa ingin tahu atau penambahan pengetahuan. Pembelajaran firman Tuhan seharusnya berujung pada pengokohan iman. Bagaimana Timotius bisa terus-menerus tinggal dalam kebenaran kitab suci? Paulus mengajarkan dua rahasia. Keduanya dipayungi oleh ide tentang “mengingat” (eidōs, lit. “mengetahui”; semua versi Inggris). Artikel selengkapnya dapat dibaca di: http://rec.or.id/article_811_Pondasi-...)

Comments