У нас вы можете посмотреть бесплатно Bagian или скачать в максимальном доступном качестве, которое было загружено на ютуб. Для скачивания выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса savevideohd.ru
#sejarahkerajaan #pajajaran #cirebon #banten #sundagaluh #tembongagung #sumedanglarang cuplikan buku #yuganing_rajakawasa #sejarah_kerajaan_di_jawa_barat oleh Drs. #yoseph_iskandar Iskandar, terbitan #cv_geger_sunten - #bandung_1997 Pada bagian ke 169 ini, diceritakan bahwa setahun setelah Pangeran Rasmi Karim dinobatkan sebagai Panembahan Ratu II Girilaya Adiningkusumah Cirebon, tepatnya pada tahun 1650 Panembahan Ratu II beserta kedua putranya, yaitu Pangeran Martawijaya dan Pangeran Kartawijaya memenuhi undangan Amangkurat I selaku mertuanya yang berdalih ingin merayakan penobatan menantunya menjadi sultan Cirebon. Ternyata sesampainya mereka di Mataram, Panembahan Ratu II beserta kedua putranya dijadikan tahanan rumah dan dilarang untuk kembali ke Cirebon. Undangan kepada Panembahan Ratu II merupakan taktik dari Sunan Amangkurat I bersama VOC untuk melemahkan Kesultanan Cirebon. Terjadi kekosongan pemerintahan hingga akhirnya Pangeran Wangsakerta yaitu putra ketiga Panembahan Ratu II ditunjuk untuk memerintah Kesultanan Cirebon. Kekejaman dan otoriternya Amangkurat I memunculkan reaksi pada tahun 1674 muncul suatu usaha pemberontakan dari gabungan kekuatan pasukan yang dipimpin oleh Pangeran Trunojoyo atau Panembahan Maduratna penguasa Madura barat. Kakeknya Panembahan Maduratna Trunojoyo yang bernama Pangeran Cakraningrat atau Raden Praseno Bangkalan adalah adik iparnya Sultan Agung Hanyokrokusumo. Laskar Madura Trunojoyo menjalin kerja sama dengan Kraeng Galesoeng, pemimpin kelompok pelarian asal Makassar, pendukungnya Sultan Hasanuddin yang telah dikalahkan VOC. Kelompok Kraeng Galesung membentuk kekuatan pasukannya di Demung, Panarukan.