У нас вы можете посмотреть бесплатно Solawatan Jawa I Kaliontong, Kalisalak, Kebasen, Banyumas, Jawa Tengah или скачать в максимальном доступном качестве, которое было загружено на ютуб. Для скачивания выберите вариант из формы ниже:
Если кнопки скачивания не
загрузились
НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу
страницы.
Спасибо за использование сервиса savevideohd.ru
Melengking, nada tinggi, berteriak, layaknya orang yang sedang menjerit, terdengar dalam alunan sholawat yang begitu khas. Suara-suara ini merupakan teknik vokal dalam Sholawat Seni Budaya Suara Jawa, Sekelompok paguyuban seni musik tradisi yang lebih sering disebut Sholawatan Jawa. Kelompok ini terdapat di Dusun Kaliontong, Kalisalak, Kebasen, Banyumas. Seperti sholawat-sholawat yang berkembang pada umumnya, instrumen musik yang digunakan juga didominasi dari perangkat membran, yaitu kendang dan ketipung, tiga buah terbang yang berukuran besar, dan dua buah kenthongan. Semua perangkat instrumen ini berfungsi secara ritmis menjadi satu kesatuan untuk mengiringi nyanyian puji-pujian keagamaan Islam yang disajikan secara vokal bersama oleh puluhan personel. Teks lirik lagu yang dinyanyikan dalam sholawat ini bersumber dari kitab Albarjanji. Namun, secara pelafalan maupun isi yang disampaikan melalui nyanyian ini telah berubah tidak sama persis dengan kitab aslinya. Kitab yang tadinya berbahasa Arab telah berakulturasi dengan kebudayaan setempat, sehingga pengucapan dan pelafalannya pun mengalami banyak perubahan menyesuaikan dengan bahasa daerah setempat. Secara melodis lagu yang dinyanyikan menggunakan sistem pelarasan seperti yang digunakan dalam musik karawitan, yaitu laras slendro. Selain itu, beberapa lagu juga ditambahi dengan pantun dan syair-syair nyanyian yang berbahasa Jawa, dibuat dan diwariskan berdasarkan pengalaman pendahulu-pendahulu kelompok sholawat ini secara turun temurun. Dalam penyajiannya, sholawat ini dipentaskan malam hari dari jam delapan malam hingga jam dua pagi. Pementasan atau penyajian dari awal hingga akhir itu disebut dengan lakon, dan lagu disebut dengan balad. Dalam setiap lakon terdiri dari sembilan balad yang telah menjadi “pakem” dalam sholawat ini, baik urutan baladnya maupun balad yang dinyanyikan. Secara berurutan, balad ini terdiri dari Ngalaika, Bisahri, Yasin, Isolatun, Nabi Isa, sholawat dan Illahuka, Srakal, serta An Nur. Sholawat Jawa ini setiap tahun selalu dipentaskan dalam ritual Maulud-an, malam penjamasan pusaka Tosanaji peninggalan Hamengkurat I yang terdapat di Dusun Kalisalak Lor, Desa Kebasen. Selain itu, sholawat ini juga dipentaskan dalam hajatan warga seperti pernikahan, sunatan, maupun tasyakuran seperti malam 17-an Agustus, dan selamatan warga.